Pemuda Muhammadiyah Sambas

Pemuda Muhammadiyah Sambas
--------------------------------------------------

Senin, 27 Juni 2011

Muhammadiyah dan Dialog Pemikiran

Mengutip peryataan DR Muhadjir, rektor universitas Muhammadiyah Malang yang menyatakan terdapat tiga elemen dalam Muhammadiyah yang terdiri elemen agamawan, elemen intelektual dan elemen pelayan, dimana ketiga elemen tersebut bersenergis agar tercipta Muhammadiyah yang kuat,solid dan bermanfaat, namun ada satu elemen yang masih sangat diperlukan dari ketiga elemen tersebut yaitu elemen penggembira, hal ini dikarenakan elemen tersebut merupakan khas dari Muhammadiyah, apabila diamati penggembira yang bahasa arabnya basyiran-mubasysyir, mulai bergeser menjadi nadziran,munadzir yang kadangkala sering tidak menyampaikan tabsyir,tapi sebaliknya.
Muktamar pemikiran atau kolokium, walaupun hanya sekedar dialog pemikiran yang menyeratakan berbagai kalangan pemikir Muhammadiyah dari berbagai mahzab pemikiran, dialog pemikiran sangat diperlukan hal ini diperlukan karena para pemikir Muhammadiyah telah beragam baik karena pengaruh almamater, tempat tinggal, daerah, lokalitas paling tidak akan muncul dua mahzab yang kemudian memunculkan sejumlah liberalisasi,radikal, atau konserfatif
Apa bila gejala tersebut dilihat lebih santai maka hal tersebut dapat dianggap sebuah proses terapi, tetapi kalau diseriusi hal tersebut dapat menyedihkan, menyedihkan kalau interaksi diantara keduanya lebih menampilkan sebagai dialektika pemikiran daripada dialog-dialog pemikiran. Karena akan lebih tampil menjauh daripada saling mendekat, hal ini apabila dibiarkan akan menjadi lebih kontraproduktif, karena itu diperlukan adanya upaya dialog,.yang lebih konstruktif
Dalam Konteks dan kondisi sekarang dialog-dialog tersebut sangat diperlukan. Gejala dialektika pemikiran yang berpotensi saling menjauhkan karena itu harus diubah menjadi gejala dialog pemikiran, ada semacam kerancuan alam pikiran dikalangan Muhammadiyah, bukan berarti organisasi belum membukukan dan membakukan yang seharusnya dibukukan atau dibakukan seperti Putusan Tarjih dan putusan-putusan strategis organisasi, tetapi itu lebih banyak meliputi aspek strategis gerakan.
Jadi masih ada semacam kerancuan, bahkan tidak hanya pada ambiguitas pemikiran, tetapi juga absurditas pemikiran, terutama ketika harus menyikapi dan memberikan respon terhadap tantangan baru yang dalam hal ini ada ambiguitas dan juga sampai pada nuansa absurditas pemikiran. Mengapa demikian sebenarnya ini bukanlah sesuatu yang salah tetapi juga merupakan konsekwensi logis dari kedirian kita yang sejatinya membuka peluang bagi keragaman pemikiran itu sendiri
Secara teologis Muhammadiyah kadang-kadang menyebut diri sebagai gerakan yang secara teologis berada pada katagori salafiah atau salafisme, hal tersebut yang menjadi landasan KH.A Dahlan dalam pendirian Muhammadiyah, salah satu referensinya adalah tafsir Al-Manar dari Rasyid ridha, tokoh salafiah abad 20. Ketika muncul gerakan salafiah sekarang yaitu memiliki gerakan dan atribut yang khas seperti harus memakai celak, memakai jubah dan yang lainnya, maka timbul pertanyaan apakah Muhammadiyah seperti ini ? Ya, mungkin Salafi-Nya , yaitu Salafi tengahan.
Apabila mau jujur , salah satu ajaran utama ar-ruju'ila Qur'an was-sunnah tetapi kegagalan kaum salafiyah, termasuk yang mebawa bendera ar-ruju ila Qur'an was -Sunnah adalah kegagalan mereka dalam merumuskan metodologi kembali kepada Al-qur'an dan sunnah, jadi kuncinya adalah kaifa narja', yaitu kembali kepada kerangka kaifiyah, dan Muhammadiyah harus lebih keras dan maksimal , mungkin belum pernah terpikirkan untuk merumuskan kerangka metodologi dan kerangka epistemologis untuk kembali pada al-qur'an dan sunnah. Dalam putusan tarjih ada tambahan was sunah al-maqbulah, jadi Muhammadiyah bukan inkarus sunnah dan inkarul Qur'an, tetapi murujuk pada Al-Qur'an dan sunnah, namun perjalanan masih panjang Majlis tarjih mempunyai tugas besar untuk merumuskan kaifa narja'ila-qur'an was sunnah, tetapi pada tingkat metodologi dan epistemologi.


Prof.DR.M Din Syamsuddin
22 April 2008

----------
Website resmi Muhammadiyah Pusat tag Artikel
Makalah telah diedit namun tidak bermaksud mengurangi makna dan isi

Sabtu, 25 Juni 2011

Menjaga Gerakan Ku

1 Abad Muhammadiyah, sebuah lintasan sejarah yang telah banyak menoreh banyak nama-nama tokoh Muhammadiyah dalam segala bidang dan zaman,dengan semangat surah al ma'un dan Visi misi amar ma'ruf nahi mungkar Muhammadiyah selalu eksis dalam memperjuangkan bangsa,
Muhammadiyah konsisten dalam memperjuangkan nasib masyarakat miskin karena itulah Muhammadiyah cepat berkembang
1 Abad Muhammadiyah tentunya banyak hal yang harus dilihat, dicermati,diteliti bahkan di bersihkan dari hal-hal yang dapat merusak pergerakan Muhammadiyah, melihat perkembangan Muhammadiyah saat ini tentu sangat membanggakan, dengan membangun badan amal usaha Muhammadiyah telah tumbuh sebagai organisasi yang mandiri
1 Abad Muhammadiyah tentu kita harus istropeksi apakah misi pencerahan ini masih dalam relnya atau semangat pencerahan tersebut perlahan lahan telah meredup, ada beberapa catatatan yang harus dilihat, paling tidak sebagai reverensi dalam melihat kondisi Muhammadiyah secara keseluruhan, agar Muhammadiyah tetap sebagai Sang pencerah bangsa  diantaranya :
1. Kembali kepada semangat surah al Ma'un, sebagai ruh Muhammadiyah surah al ma'un memilki kekuatan sendiri, Muhammadiyah bangkit dan hadir ditengah tengah kejahiliyahan Masyarakat, ditengah-tengah kemaksiatan, ditengah tengah kemusrikan dan ditengah tengah kemiskinan, bersama santrinya kiyai Akhmad dahlan selalu konsisten dalam memperjuangkan nilai nilai yang terkandung dalam surah al mau'un, maka menjelmalah Muhammadiyah sebagai organisasi yang mengayomi dan melindungi masyarakat, berkaca 1 abad Muhammadiyah saat ini apakah surah al maun masih menjadi ruh amal usaha Muhammadiyah.
Muhammadiyah salah satu organisasi keagamaan yang terkaya, yang apa bila dianalogikan seperti ini, saat ini setiap Pimpinan Muhammadiyah di daerah memiliki tanah wakaf , jika seluruh tanah wakaf tersebut dikumpulkan maka tidak Mustahil apabila setengah dari Republik tercinta ini milik Muhammadiyah, pertanyaannya apakah seluruh tanah wakaf tersebut bermanfaat bagi masyarakat miskin.....apakah tanah wakaf tersebut dapat membantu masyarakat sekitar.......atau....hanya sebuah tumpukan sertifikat yang berlebel tanah  wakaf
2. Badan Amal Usaha Muhammadiyah, telah tersebar mulai dari Sabang sampai Maroke dalam segala bentuk nya, baik sekolah, rumah sakit maupun kelembagaan lainya, tidak ada yang sangsi akan kehebatan Muhammadiyah dalam memanajemen Amal Usahanya, namun mampukah Badan Amal Usaha tersebut dapat menjadi daya tarik bagi masyarakat sehingga akhirnya Muhammadiyah lebih dicitai, disamping itu mampukah Badan Amal Usaha tersebut dapat melahirkan kader Intelektual dan Militan
3. Kualitas Kader,.....muhammadiyah lahir sebagai bagian dari bentuk perlawanan kebodohan dan kemiskinan, Muhammadiyah lahir dengan ruh silaturahmi dan sifat sosialnya, sehingga tak salah apabila Kyai Akhmad Dahlah berpesan Hidupilah Muhammadiyah Jangan Mencari Hidup di Muhammadiyah , zaman telah berubah kini Muhammadiyah berada di lautan materialistis sehingga Munggkin terdapat badan Amal Usaha Muhammadiyah yang dikuasasi secara individu atau golongan, dengan lebel Muhammadiyah mereka menjarah Muhammadiyah, baik untuk kepentingan politik, ekonomi atau kebijakan strategis lainnya
berkacamata dari hal tersebut jangan sampai ada gurita di dalam tubuh Muhammadiyah, kedepannya lebih memaksimalkan lembaga pendidikan yang berorentasi pada terciptanya kader kader militan Muhammadiyah, sehingga tidak sekedar tempat menuntut ilmu
4. Menjaga Konsistensi, Ibarat sebuat anak panah yang ditarik dan dilepaskan meluncur di satu titik tidak berbelok atau mencari arah lain, hal ini yang sangat diperlukan oleh Muhammadiyah, hadirnya Muhammadiyah sebagai amar ma'ruf nahi mungkar sangat diperlukan bangsa ini, Muhammadiyah harus menjaga Konsistensi amar ma'ruf nahi mungkar dan tetap sebagai bagian dari surah Al maun 
Semoga pada zaman dan perputaran waktu lainnya akan hadir generasi Muhammadiyah yang militan......................
Fastabiqul Khairah
Wassalamualaikum


( Faisal Riza, Sekretaris Pemuda Muhammadiah Kab Sambas )

Senin, 13 Juni 2011

Menata Ulang Posisi Muhammadiyah Sebagai gerakan Pembaharuan

Pada tahun 1930-an, pengamat Islam Indonesia, seorang orientalis Perancis, GH.Bousquet, merasa heran mengamati sikap pejabat pejabat Belanda yang masih meremehkan gerakan-gerakan modernis muslim kurang berbahaya dibanding dengan gerakan Nasionalis" yang menempatkan Islam bukan sesuatu yang utama" ,khusus tentang Muhammadiyah dia menulis," memang betul Muhammadiyah tidak ikut campurtangan dalam bidang politik, tetapi anggota-anggotanya terlibat, Muhammadiyah secra rahasia tetapi efektif mengorbankan semabgat anti kolonisme disekolah sekolahnya, akibatnya larangan tentang jihad atau perang agama terhadap orang kafir  hanyalah efektif dipermukaan saja ".
Pada mula perumusan tujuan Muhammadiyah berangkat dari cita-cita sederhana dan lokal sifatnya, yang dalam Anggaran Dasar 1912 terbaca :
a. Menyebarkan pengajaran Agama Islam kepada penduduk bumi putra
b. Memajukan hal-hal agama kepada anggota-anggotanya., Namun dua tahun kemudian     ditahun 1914, anggaran dasarnya berubah menjadi :
1. Menajukan dan mengembangkan pengajaran dan pelajaran Agama Islam di Hindia Nederland
2. Memajukan dan mengembirakan kehidupan ( cara hidup ) sesuai tuntunan agama
untuk mencapai itu Muhammadiyah mendirikan sekolah, menggerakan pengajian dan menerbitkan dalam berbagai bentuk.untuk bidang sosial dimulai tahun 1923 sebagai embirio dipelopori oleh Kiyai Sudja dengan persetujuan akhmad dahlan
Nama Hindia Nederland dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah baru diubah menjadi Indonesia dalam kongres ke 28 di Medan pada bulan November 1941, beberapa bulan menjelang invasi Jepang untuk mengusir belanda, sedangkan tujuan dan upaya mencapainya belum mengalami perubahan yang berarti.Rumusan tujuan secara mendasar baru terjadi pada Muktamar Muhammadiyah ke 31 di Jogjakarta, 21-26 Desember 1950 yang berbunyi" maksud perserikatan ini akan menegakkan dan menunjung tinggi  agama Islam sehingga dapat mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar benarnya" .

Muhammadiyah dan Kaderisasi

Dalam usia yang sangat senja muhammadiyah ini penting kiranya agar Muhammadiyah menyusun dan membalikan kembali filosofi pengkaderannya yang awalnya, Kader perserikatan, Kader umat, dan Kader umat diubah menjadi Kader kemanusian, kader bangsa, kader umat baru kader perserikatan, pertanyaannya mengapa kader kemanusian ditempatkan paling atas ?, hal ini dikarenakan
1. Misi Islam sebagai " rahmah bagi semesta alam" mengharuskan kita untuk memasuki galanggan kehidupan dari pintu kemanusian, melalui pradigma mondial, kita akan memandang seluruh umat manusi,siapapun mereka, pada hakekatnya adalah sahabat. jika terjadi konflik dan permusuhan harus diselesaikan dalam bingkai kemanusian yang adil dan beradab
2. Posisi kader kemanusian, kita turun selangkah menjadi kader bangsa, karena kita hidup dan bernafas dalam teriori negara-negara yang bernama Indonesia, dalam sebuah masyarakat pluralistik, konsep keumatan disamping ditempatkan dalam bingkai kemanusian universal perumahan kebangsaan adalah dermaga awal untuk dijadikan pangkal tolak untuk bergerak lebih jauh.
3. Manusia diciptakan memang tidak dalam format sosio-kultural, tetapi dalam lingkungan beragam umat dengan ciri khasnya masing-masing.ciri ini merupakan tanda bahwa allah, maha pencipta, anti keseragaman, jikalau semua semua fonomena sama maka yang terjadi manusia menjadi miskin wawasan dan kaku dalam pergaulan, maka karena itu biarkanlah setiap umat mencetak kadernya
4. mengoptimalkan peran ditengah dinamika masyarakat dan menjadi solusi merupakan peran kader yang kita rindukan

Sumber

1. Akhmad Syafii Ma'arif, ( disampaikan dalam seminar dan loka karya Pra Muhammadiyah Satu Abad, UMS, 2009 ) -----telah di edit

Minggu, 12 Juni 2011

Kauman Dalam Lintasan Sejarah

Kauman adalah sebuah kampung di Kecamatan Gondomanan,Kotamadya Yogyakarta, terletak disebelah Barat alun-alun utara dengan luas wilayah kurang lebih 192.000 meter persegi, masyarakat yang mendiami Kampung Kauman sesungguhnya adalah komunitas masyarakat yeng terbentuk dari pertalian perkawainan antar masyarakat  disekitarnya, sehingga sebelum tahun 1912 masyarakat Kauman cendrung menjadi masyarakat yang pekat dan tertutup
Hadirnya kesultanan Yogyakarta tidak dapat dipisahkan dengan kelahiran kampung Kauman, karena kampung tersebut merupakan bagian dari birokrasi kerajaan. masyarakat Kauman terbentuk dari beberapa keluarga abdi dalem yang oleh sultan diberi tempat tinggal disekitar Mesjid Agung. Tugas para abdi dalem tersebut adalah sebagai pengurus mesjid, masyarakat Kauman memiliki status sosial dan kepemimpinan dalam bidang agama yang lebih menonjol daripada masyarakat sekitar sehingga masyarakat Kauman menjadi masyarakat yang superior
Sebelum abad ke 20 , masyarakat Kauman menjalankan agama Islam secara tradisional, selain itu mencampurkan agama dengan kepercayaan dari luar ( sinkretis ), dari sisi pendidikan anak anak di Kauman hanya mempelajari ilmu Islam dan santrinya sebagian besar dari Kauman yang dikemudian hari para santri tersebut akan menjadi Abdi Dalem
Masyarakat kauman merupakan masyarakat yang taat terhadap syariat Islam.Masjid Agung menjadi pusat dalam aktifitas keagamaan dan media pertemuan  dalam membicarakan masalah masalah baik dari segi sosial, ekonimi, pendidikan, dan agama, dari sinilah terbentuknya tali silaturrahmi yang baik , Pendidikan agama masyarakat dilaksanakan melalui pengajian pengajian yang diasuh oleh para ketib dilanggar-langgar mereka dan penghulu dimasjid agung
pada tahun 1912 muncul gerakan reformasi Islam yangdipimpin oleh KH Ahmad Dahlan yang bernama " Mohammadijay", gerakan ini secara terbuka memberantas, bidah, khurafat dan tahayul dimana ketika itu masyarakat telah dilanda penyakit tersebut , diawal pergerakannya banyak pihak yang tidak setuju yang dipimping oleh penghulu keraton, Kanjeng Cholil Kamaluddiningrat, namun atas kegigihan para pemuka Muhammadiyah, Muhammadiyah banyak mendapatkan dukungan dalam kehidupan beragama masyarakat Kauman
Pada tahun 1900 hingga 1950 telah terbentuk beberapa organisasi di Kauman yang berpengaruh dalam pekembangan masyarakat diantaranya: Muhammadiyah, Ar-Rosyad,Ci Kauman, Jongjaning Olah Raga dan Markas Ulama Perang Sabilillah.


 Sekilas Tentang Muhammadiyah

Muhammadiyah  dididirakan oleh KH.Ahmad Dahlan, seorang ketib amin, beliau juga aktif dalam organisasi Djam'iyah Chairijay. Sjareat Islam, dan Budi  Utomu, dalam pemberian nama Muhammadiyah adalah Kyai Muhammad Sangidu yang mengusulkan nama tersebut dan pada tanggal 18 November 1912 Muhammadiyah dinyatakan berdiri. 
Pada tahun 1913 didirikan sekolah Kyai dengan metode dan peralatan yang masih asing karena menyamai sekolah Belanda.Pada tahun 1916 sekolah ini menjadi Volksscool Muhammadiyah dan kemudian ditahun berikutnya 1918 Muhammadiyah mendirikan sekolah lanjutan bernama Al-Qismul Arqo di Kauman, karena sekolah ini khusus untuk mendalami ilmu agama kemudian diubah menjadi Pondok Muhammadiyah. Kemudian diubah lagi menjadi Madrasah Mu'aaaaallimat Muhammadiyah, dan kemudian ditahun 1922 didirikan sebuah pendidikan anak anak dan kemudian tahun 1924 didirikan sekolah kelanjutan anak-anak  disebut " Bustanul Ath-fal

Pada tahun 1917 dengan niat ingin menyamakan kedudukan antara laki-laki dan perempuan maka diadakanlah pertemuan antara pengurus Muhammadiyah dengan enam wanita, dari pihak pengurus Muhammadiyah dihadiri oleh KH.Ahmad Dahlan, KH Fachruddin, KH Muchtar, dan Ki Bagus Hadikusuma sedangkan para wanitanya dihadiri oleh Siti Barijah, Siti Dawimah, Siti Dalalah, Siti Busjro, Siti Wadingah, Siti Badillah yang kemudian hasil pertemuan ini terbentuklah Aisijjah ( aisiyah ) yang didirikan pada tanggal 22 April 1917 yang diambil dari nama istri rasullullah yaitu Aisiyah
Pada tahun 1920 berdirilah organisasi pelajar Muhammadiyah yang diberi nama siswa praja pada tahun 1922 organisasi ini pecah menjadi dua prajaputra dan praja wanita. Ketika KH Ahmad Dahlan sedang asik berdakwah diSurakarta ia melihat kegiatan organisasi pemuda Javaansche bPadvinder Organisatie, kemudian dari organisasi tersebut KH ahmad Dahlan mendirikan organisasi serupa yaitu Padvinder Muhammadiyah, setelah terbentuk organisasi tersebut maka seluruh pemuda Kauman ikut organisasi keterampilan Militer ini, yang kemudian hari pada tahun 1918 organisasi ini menjadi Hisbul Wathon untuk membela tanah air, seiring perjalanan waktu pada muktamar Muhammadiyah yang ke 32 di purwokerto tahun 1953, organisasi ini menjadi organisasi otonom Pemuda Muhammadiyah
Hadirnya Muhammadiyah disebuah kampung yang jahilliyah terhadap ajaran Islam menjadi catatan tersendiri dalam sejarah Desa Kauman baik dulu, sekarang dan akan datang, semoga cahaya Islam hadir ditengah tengah kita dan tetap Istiqomah menjaga Muhammadiyah sebagai Gerakan Ku....

Sumber 
1. Ahmad Adaby, Sejarah Kauman : Menguak Identitas Kampung Muhammadiyah.Yogyakarta: Tarawang,200
2. Ika Tantri Apsitasari, Skripsi,UGM

Ki Bagoes Hardikoesoemo


Lahir di Jogjakarta,24 November 1890, dikampung Kauman dengan nama R.Hidayat pada 11 Rabiul Akhir 1308 ( 24 November 1890 ). Ki Bagus adalah putra ketiga dari lima bersaudara Raden Kaji Lurah Hasim, seorang ahli dalemputihan ( pejabat ) agama Islam di Kraton Jogjakarta
Ia Mendapatkan pendidikan sekolah rakyat dan pendidikan agama di pondok pasantren tradisional Wonokromo Yogyakarta, dalam perjalanan karirnya beliau pernah menjadi ketua majlis Tabligh ( 1922),ketua Majlis Tarjih anggota Komisi MPM Hhfdbestuur Muhammadiyah ( 1926 ) dan Ketua PP Muhammadiyah ( 1942-1953 ), beliau juga aktif mendirikan perkumpulan sandiwara dengan nama Setambul, selain itu bersama kawan-kawannya ia mendirikan klub bernama Kauman Voetbal Club ( KVC ) yang kelak akan dikenal dengan Persatauan Sepak Bola Hizbul Watan ( PSHW )
Pada tahun 1973, Ki bagus diajak oleh Mas Mansoer untuk menjadi wakil Ketua PP Muhammadiyah, pada tahun 1942, Ketika KH Mas Mansur dipaksa Jepang untuk menjadi ketua Putra  ( Pusat Tenaga Rakyat ) dan Ki Bagus menggantikan posisi ketua umum yang ditinggalkan, posisi ini dijabat hingga tahun 1953
Semasa menjadi pemimpin Muhammadiyah, ia termasuk dalam anggota BPUPKI dan PPKI, Ki Bagus sangat besar perannya dalam perumusan Muqaddimah UUD 1945 dengan memberikan landasan ketuhanan, kemanusian,keberadaban dan keadilan. Pokok-pokok pikirannya dengan memberikan landasan landasan itu dalam Muqaddimah 1945 dan disetujui semua anggota PPKI
Ki Bagus aktif membuat karya tulis antara lain Islam Sebagai Dasar Negara dan Achlaq Pemimpin, Risalah Katresnan Djati ( 1953 ), Poetaka Hadi ( 1936 ), Poestaka Islam ( 1940 ), Poestaka Ichsan ( 1941 ) dan Pustaka Iman ( 1954 )
Tanggal 4 November 1954, beliau dipanggil Allah Swt pada umur 63 tahun, setelah meninggal Pemerintah Republik Indonesia menetapkannya sebagai Pahlawan Perintis Kemerdekaan Republik Indonesia

Sabtu, 11 Juni 2011

Muhammadiyah Bukan Kelompok Islam Minimalis,Tapi Proporsional

Muhammadiyah bukanlah kelompok Islam minimalis,tapi Muhammadiyah kelompok Islam proporsionalis. Maksudnya ialah cara ibadah Muhammadiyah itu sesuai dengan proporsinya yang telah diajarkan dan dicontohkan oleh Rasulullah saw, termasuklah proporsional disini adalah adanya pemakaman dan penghayatan yang mendalam ketika melakukan ibadah ritual.Ucapan salam dalam sholat, dalam pandangannya bukanlah akhir dari ibadah sholat, karena setelah sholat seseorang dituntut untuk mengaktualisasikan nilai-nilai sholat tersebut dalam realitas kehidupannya, hal tersebut terungkap dalam Tabligh Akbar di Gedung Kelab Sultan Sulaiman,Kg. Baru, Bandar Kuala Lumpur, pada hari Rabu tanggal 20 April 2011 oleh Prof Din Syamsuddin Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Muhammadiyah tidak pernah lelah untuk mendorong umat Islam, khususnya warga Muhammadiyah agar melembagakan amal saleh yang fungsional dan solutif, sebagai pancaran iman yang sempurna dan untuk merefleksikan ajaran Islam yang memberi rahmat dan kasih sayang bagi seluruh alam semesta ( rahmatan lil'alamin )
Dalam tausiahnya, Ketua umum PP Muhammadiyah itu juga menyinggung masalah idiologi gerakan dakwah Muhammadiyah. Selain dikenal gerakan Tajdid ( pembeharuan ), sejak awal pendiriannya Muhammadiyah juga dikenal sebagai gerakan pemurnian ( Purifikasi ). 
Di Muhammadiyah gerakan tajidid ini meliputi pemurnian dalam masalah aqidah dan ibadah mahdoh, sehingga dengan gerakan Tajidid ini Muhammadiyah disebut sebagai gerakan puritan, sedangakan Tajdid ( pembaharuan ) hanya berlaku dalam aspek ibadah mu'amalah dunyawiyah saja, maka karena itu Muhammadiyah harus senantiasa menjaga dan memegang teguh keseimbangan ( tawazun ) antara gerakan tajdid ( pemurnian aqidah dan ibadah mahdoh ) dan Tajdid dalam bidang Ibadah Mu'amalah duniawi saja. tegasnya
Dari gerakan purifikasi dan tajdid tersebut terbentuklah rasionalisasi yang ditandai dengan aksi nyata atau amal usaha yang memberikan manfaat  kepada masyarakat luas, seperti amal usaha dibidang pendidikan, kesehatan, ekonomi dan sebagainya dan amal usaha ini haruslah dikelola secara profersional karena itu Muhammadiyah dikenal sebagai Muhammadiyah The Largest Modernist Islam Organization"
Diakhir tausiahnya beliau menyampaikan beberapa amanat dan harapannya kepada pengurus PCIM dan warga Muhammadiyah agar mampu mendirikan amal usaha Muhammadiyah, minimal disektor pendidikan


Jumat, 10 Juni 2011

Sejarah Muhammadiyah

Kampung Kauman Yogyakarta tanggal 8 Dzulhijjah 1330 atau bertepatan dengan 18 November 1912  telah berdiri sebuah perkumpulan yang di kelak disebut MUHAMMADIYAH yang didirikan oleh Muhammad Darwis yang kemudian dikenal dengan KH.Ahmad Dahlan
beliau adalah pegawai kesultanan keraton Yogyakarta, beliau adalah seorang khatib dan pedagang, melihat kondisi masyarakat dalam keadaan jumud, beku dan penuh dengan kemistikan, beliau tergerak hatinya untuk kembali mengajak masyarakatnya ke jalan yang benar
mula-mula ajaran ini ditolak, namun berkat ketekunan dan kesabarannya dan didukung latar belakang beliau sebagai dai dan pedagang secara berangsur angsur masyarakat akhirnya mengikuti ajakan beliau
Pada tahun 1913 hingga tahun 1918 beliau telah mendirikan Sekolah Dasar sejumlah 5 buah dan ditahun 1919 mendirikan Hoogen School Muhammadiyah , dan ditahun 1921 diganti nama Kweek School Muhammadiyah tahun 1923, di tahun 1923 konsep kesiswaannya dipecah dua menjadi kelas laki-laki tersendiri dan perempuan tersendiri yang kemudian ditahun 1930 namanya dirubah menjadi Mu'allimin dan Mu'allimat
setelah penyelenggaran sekolah sudah mulai teratur, kemudian dilakukanlah rapat untuk memilih nama untuk mendukung terselenggaranya kegiatan pendidikan,maka dipilihlah Muhammadiyah, dalam penyusunan anggaran dasar Muhammadiyah mendapatkan banyak bantuan dari R.Sosrosugondo, guru bahasa Melayu Kweekschool Jetis. rumusannya dibuat dalam bahasa melayu dan Belanda. kesepakatan pendirian Muhammadiyah terjadi pada Tanggal 18 November 1912 atau 8 Zulhijah 1330 H dan tanggal 20 Desember 1912 diajukanlah surat permohonan kepada Gebernur Jendral Hindia Belanda, agar perserikatan ini diberi ijin dan diakui pemerintah Hindia Belanda, setelah memakan waktu 20 bulan akhirnya pemerintah Belanda mengakui Muhammadiyah sebagai badan hukum,tertuang dalam Gouvement Besluit   tanggal 22 Agustus 1914, No 81 beserta amplop statuennya
Muhammadiyah juga mendirikan organisasi untuk kaum perempuan dengan nama Aisyiyah dan disitulah istri KH.A.Dahlan, yaitu Nyi Walidah Dahlan berperan aktif dan menjadi pemimpinnya
KH.A.Dahlan memimpin Muhammadiyah pada tahun 1912 hingga tahun 1922 dimana saat itu masih menggunakan rapat tahunan. pada rapat tahun ke 11 pemimpin Muhammadiyah dipegang oleh KH Ibrahim yang kemudian memegang Muhammadiyah hingga tahun 1934. rapat tahunan itu sendiri berubah menjadi konggeres tahunan pada tahun 1926 yang kemudian menjadi Muktamar tiga tahunan seperti saat ini menjadi muktamar 5 tahunan
catatan:
Muhammadiyah berasal dari bahaya arab "Muhammad" yaitu nama rasulullah kemudian mendapatkan  " ya"nisbiyah yang artinya menjeniskan jadi Muhammadiyah yaitu "Pengikut Muhammad", secara istilah Muhammadiyah merupakan gerakan Islam, dakwah amar makruf nahi mungkar,berakidah Islam dan bersumber pada Al-Q ur'an dan Hadist yang didirikan oleh KH ahmad Dahlan pada tanggal 8 Zulhijah 1330H,bertepatan 18 November 1912 Miladiyah dikota Yogyakarta.

Biografi : Haji Abdul Malik bin Abdul Karim Amrullah .( Buya Hamka )

Hamka ( 1908-1981 ) adalah akronim dari Haji Abdul Karim Malik bin Abdul Karim Amrullah, adalah seorang ulama, aktifis politik dan penulis terkenal, dilahirkan pada tanggal 17 februari 1908 dikampung Molek,Maninjau Sumatra Barat, ayahnya Syeikh Abdul Karim bin Amrullah atau yang dikenal sebagai Haji Rasu, seorang pelopor gerakan Islah ( Tajdid ) di Minangkabau ditahun 1906
Hamka menempuh pendidikan di Sekolah Dasar Maninjau sampai kelas dua, ketika usia Hamka 10 tahun ayahnya mendirikan Sumatera Thawlib di Padang Panjang dan disitu jua belia menempuh dan memperdalam ilmu agama
Hamka merintis karir sebagai guru agama pada tahun 1927 diperkebunan Tebing Tinggi Medan dan guru agama di Padang panjang pada tahun 1929, kemudian beliau dilantik menjadi dosen di Universitas Islam, Jakarta dan Universitas Muhammadiyah Padang Panjang dari tahun 1957 hingga 1958, dan kemudian menjadi rektor Pergurauan Tinggi Islam Jakarta darofesor Universitas Mustopo, Jakarta, Dari tahun 1951 hingga 1960 beliau menjabat sebagai Pegawai Tinggi agama oleh menteri agama Indonesia, namun meletakkan jabatannya dikarenakan Sukarno memintanya untuk memilih menjadi pegawai negri atau berpolitik di Masyumi
Hamka juga aktif dalam gerakan Islam melalui organisasi Muhammadiyah.Ia mengikuti pendirian Muhammadiyah mulai tahun 1929 untuk melawan khurafat,bid'ah dan tahayul di Padang Panjang, pada tahun 1929 Hamka mendirikan pusat latihan pendakwah Muhammadiyah beliau terpilih menjadi Ketua Pimpinan Muhammadiyah di Sumatra Barat oleh konfrensi Muhammadiyah menggantikan S.Y Suktan Mungkoto pada tahun 1946, ia menyusun kembali pembangunan kembali dalam kongres Muhammadiyah ke 31 di Yogyakarta pada tahun 1950 dan pada tahun 1953 ia terpilih sebagai penasihat pimpinan pusat Muhammadiyah
Hamka pernah menerima beberapa anugrah ditingkat Nasional dan Internasional dan anugrah kehormatan lainnya seperti Doktor Honoris Causa, universita Al-Azhar tahun 1958, dan dari Universitas Kebangsaan Malaysia tahun1974 dan gelar datuk indono dan pangeran wiroguno dari pemerintah Indonesia
Dibidang sastra telah banyak yang beliau hasilkan antara lain Khatibul Ummah jili 1-3, Si Sabariah 1928, Adat Minangkabau dan Agama Islam ( 1929 ), Lela Majnun ( 1932 ), Hikmah isra dan mi'raj, kedudukan Perempuan Dalam Islam ( 1973 ) dan masih banyak lainnya
Hamka pulang ke Rahmatullah pada 24 Juli 1981, setelah kepergiannya pengaruhnya masih teasa dalam memartabatkan agama Islam baik di Indonesia bahkan sampai ke Malaysia dan Singapura.......

Sumber
1. Wikipedia
2. PP Muhammadiyah
3. kenang kenangan 70 Tahun Buya Hamka