Pemuda Muhammadiyah Sambas

Pemuda Muhammadiyah Sambas
--------------------------------------------------

Senin, 13 Juni 2011

Menata Ulang Posisi Muhammadiyah Sebagai gerakan Pembaharuan

Pada tahun 1930-an, pengamat Islam Indonesia, seorang orientalis Perancis, GH.Bousquet, merasa heran mengamati sikap pejabat pejabat Belanda yang masih meremehkan gerakan-gerakan modernis muslim kurang berbahaya dibanding dengan gerakan Nasionalis" yang menempatkan Islam bukan sesuatu yang utama" ,khusus tentang Muhammadiyah dia menulis," memang betul Muhammadiyah tidak ikut campurtangan dalam bidang politik, tetapi anggota-anggotanya terlibat, Muhammadiyah secra rahasia tetapi efektif mengorbankan semabgat anti kolonisme disekolah sekolahnya, akibatnya larangan tentang jihad atau perang agama terhadap orang kafir  hanyalah efektif dipermukaan saja ".
Pada mula perumusan tujuan Muhammadiyah berangkat dari cita-cita sederhana dan lokal sifatnya, yang dalam Anggaran Dasar 1912 terbaca :
a. Menyebarkan pengajaran Agama Islam kepada penduduk bumi putra
b. Memajukan hal-hal agama kepada anggota-anggotanya., Namun dua tahun kemudian     ditahun 1914, anggaran dasarnya berubah menjadi :
1. Menajukan dan mengembangkan pengajaran dan pelajaran Agama Islam di Hindia Nederland
2. Memajukan dan mengembirakan kehidupan ( cara hidup ) sesuai tuntunan agama
untuk mencapai itu Muhammadiyah mendirikan sekolah, menggerakan pengajian dan menerbitkan dalam berbagai bentuk.untuk bidang sosial dimulai tahun 1923 sebagai embirio dipelopori oleh Kiyai Sudja dengan persetujuan akhmad dahlan
Nama Hindia Nederland dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah baru diubah menjadi Indonesia dalam kongres ke 28 di Medan pada bulan November 1941, beberapa bulan menjelang invasi Jepang untuk mengusir belanda, sedangkan tujuan dan upaya mencapainya belum mengalami perubahan yang berarti.Rumusan tujuan secara mendasar baru terjadi pada Muktamar Muhammadiyah ke 31 di Jogjakarta, 21-26 Desember 1950 yang berbunyi" maksud perserikatan ini akan menegakkan dan menunjung tinggi  agama Islam sehingga dapat mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar benarnya" .

Muhammadiyah dan Kaderisasi

Dalam usia yang sangat senja muhammadiyah ini penting kiranya agar Muhammadiyah menyusun dan membalikan kembali filosofi pengkaderannya yang awalnya, Kader perserikatan, Kader umat, dan Kader umat diubah menjadi Kader kemanusian, kader bangsa, kader umat baru kader perserikatan, pertanyaannya mengapa kader kemanusian ditempatkan paling atas ?, hal ini dikarenakan
1. Misi Islam sebagai " rahmah bagi semesta alam" mengharuskan kita untuk memasuki galanggan kehidupan dari pintu kemanusian, melalui pradigma mondial, kita akan memandang seluruh umat manusi,siapapun mereka, pada hakekatnya adalah sahabat. jika terjadi konflik dan permusuhan harus diselesaikan dalam bingkai kemanusian yang adil dan beradab
2. Posisi kader kemanusian, kita turun selangkah menjadi kader bangsa, karena kita hidup dan bernafas dalam teriori negara-negara yang bernama Indonesia, dalam sebuah masyarakat pluralistik, konsep keumatan disamping ditempatkan dalam bingkai kemanusian universal perumahan kebangsaan adalah dermaga awal untuk dijadikan pangkal tolak untuk bergerak lebih jauh.
3. Manusia diciptakan memang tidak dalam format sosio-kultural, tetapi dalam lingkungan beragam umat dengan ciri khasnya masing-masing.ciri ini merupakan tanda bahwa allah, maha pencipta, anti keseragaman, jikalau semua semua fonomena sama maka yang terjadi manusia menjadi miskin wawasan dan kaku dalam pergaulan, maka karena itu biarkanlah setiap umat mencetak kadernya
4. mengoptimalkan peran ditengah dinamika masyarakat dan menjadi solusi merupakan peran kader yang kita rindukan

Sumber

1. Akhmad Syafii Ma'arif, ( disampaikan dalam seminar dan loka karya Pra Muhammadiyah Satu Abad, UMS, 2009 ) -----telah di edit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar